Jumat, 23 November 2012

Pedestrian Pagi

Pagi membuka cakrawala dengan dingin menyengat raga, gemetar dahan rindang bergemuruh lirih saat angin menyusup picik diantara batang-batangnya. Semburat warna laut naik keatas langit dengan indah menuju warna yang lebih muda.

Dengan berbalut kain pembebat letih diatas kepalanya, seorang ibu beranjak pergi dari kediamannya menopang delapan botol penuh ramuan unik hasil kerja semalam. "Bakul rejeki" katanya. Selempang batik yang lebih berharga dari kepunyaan mahkota ratu sedang melilit tegas diantara punggung dan dadanya, seperti dia mempertahankan rejeki agar tidak lari kemana.

Pemuda berkulit gelap meninggalkan pub penuh bingar pagi ini padahal musik telah padam sejak tiga jam lalu, dia hanya tak ingin kembali pada realita hidupnya terlalu cepat dan memilih untuk tetap dalam khayalan cerianya walau untuk tiga jam saja.

Ketukan beraturan sepasang kaki remaja menjejak tanah, mulai menggerayangi pagi disebuah jalan perkampungan. Sedikit tawa, obrolan, dan cemas berpadu dalam wajah-wajah segar diatas seragam putih abu-abu tersebut, membicarakan segalanya mulai dari kisah sinetron yang mereka tonton semalam hingga tugas sekolah yang baru mereka ingat di pagi ini. Tidak lagi beraturan, mereka sudah berlari limpung menuju sekolah mereka sesaat setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07.45 WIB.

Tangis menghempas hening di sebuah rumah yang tadinya masih terlihat sunyi, seorang bayi sedang meronta memekik telinga para tetangga karena kenyamanannya akan pulas tidur terganggu kehendak pencernaan. Popok yang terpakai sudah terlalu basah baginya dan bukan tugasnya untuk menggantinya sendiri dengan yang baru.

Tetes demi tetes itu telah kering di pagi harinya, hanya jejak putih yang tertinggal. Senyum mengawali hari karena ia yakin duka telah terhempas pergi seperti kelam malam berganti terang benderang walau bekas itu masih ada di ujung matanya tepat di atas senyuman pagi.

Cicit meradu sendu mengingat malam yang mulai terbang, pagi menanti siang yang memuja malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar